Sabtu, 11 Juni 2011

laporan pengaruh dugem terrhadap konsentrasi belajar mahasiswa


Pengaruh Dunia Gemerlap terhadap Konsentrasi Belajar Mahasiswa Administrasi Niaga B Angkatan 2009
Institut Manajemen Telkom Bandung

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Manajemen Sumber Daya Manusia


Disusun Oleh:
Alin Latifah Fauzi       (109100054)
Administrasi Niaga B




INSTITUT MANAJEMEN TELKOM
BANDUNG
2011

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dewasa ini, permasalahan yang bertubi – tubi yang menimpa remaja, khususnya mahasiswa menyebabkan mereka selalu berpikiran pendek. Mereka tidak dapat berpikir panjang untuk menemukan jalan menyelesaikan masalah, melainkan hanya jalan pintas yang hanya untuk penyelesaian sementara. Mereka melakukan hal – hal yang seharusnya tidak perlu dilakukan dan bila dilakukan secara temporer, maka akan mengakibatkan hal yang fatal, seperti dugem.
Ngedugem, tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan istilah tersebut terutama dikalangan para remaja masa kini yang menyebutkan bahwa dirinya gaul. Ngedugem atau panjangnya “Dunia Gemerlap” adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud dan tujuan tertentu, biasanya orang-orang pergi ngedugem untuk refresing, sharing dengan teman, menghilangkan stres, dll.
Dunia gemerlap disini bukan artinya dunia menjadi gelap jika kita melakukan aktifitas ini, tapi istilah dunia gemerlap ini muncul karena orang-orang sering melakukan aktifitas ini pada malam hari. Seakan–akan mereka membuat sendiri dunia malam mereka dengan berbagai aktifitas-aktifitas malam yang boleh disebut aktifitas negatif seperti pesta minuman, kumpul kebo, bahkan bisa menjerumus kepada seks bebas.
Oleh sebab itu, penulis memilih judul “Pengaruh Dunia Gemerlap terhadap Konsentrasi Belajar Mahasiswa Administrasi Niaga B Angkatan 2009 Institut Manajemen Telkom Bandung” karena penulis ingin mengetahui seberapa besar remaja yang sering dugem dan apa pengaruh dugem terhadap konsentrasi belajar mereka dengan sampel mahasiswa Administrasi Niaga B Angkatan 2009 Institut Manajemen Telkom Bandung.



1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas  penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
a.       Berapa banyak mahasiswa yang sering ngedugem ?
b.      Apa pengaruh dugem terhadap konsentrasi belajar mereka ?
c.       Apa yang menyebabkan mereka sering ngedugem ?
d.      Apa keuntungan dan kerugian setelah mereka dugem ?

1.3  Tujuan
      Tujuan yang ingin penulis peroleh dalam penyusunan karya tulis ini adalah
a.       Agar dapat mengetahui berapa banyak mahasiswa yang sering dugem.
b.      Agar dapat mengetahui pengaruh dugem terhadap konsentrasi belajar mahasiswa.
c.       Agar dapat mengetahui apa yang menyebabkan mereka sering dugem.
d.      Agar dapat mengetahui keuntungan dan kerugian setelah mereka dugem.


















BAB II
METODE PENELITIAN




2.1         Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian korelatif. Yang di maksud dengan penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan pengertian tersebut penulis menghubungkan data-data yang penulis dapat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu penulis juga menghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori yang penulis gunakan. Sehingga diharapkan penelitian penulis bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat.

2.2      Sumber Data
Sumber data penulis adalah beberapa mahasiswa Administrasi Niaga B Angkatan 2009 Institut Manajemen Telkom Bandung.

2.3         Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan angket/ kuesioner. Dengan angket/kuesioner penulis dapat menyimpulkan melalui jumlah koresponden yang menjawab pertanyaan tertentu dan membandingkan jumlah koresponden yang menjawab dengan jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang sama. Dan setiap pertanyaan akan saling berkaitan.

2.4         Teknik Analisis Data
Penulis melakukan analisis data dengan cara menghitung jumlah data, setelah itu penulis mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari responden. Langkah berikutnya, sesuai dengan jenis penelitian penulis, penulis menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain. Langkah terakhir, penulis mencoba membuat kesimpulan dan saran mengenai hal tersebut.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Dunia Gemerlap
            Kultur disko/ clubbing lahir pada akhir dekade 80-an di Eropa. Budaya clubbing baru ini mulai mewabah ke seluruh dunia. Amerika Serikat tampaknya kurang menyambut musik ini dan tetap setia dengan band rock kuno, grunge, rap, R&B, serta hip-hop. Namun musik house serasa menemukan rumah baru di Indonesia. Kecenderungan masyarakat Indonesia ke arah hedonisme komunal, serta ikatan batin dengan Belanda berkat masa penjajahan (yang melahirkan hubungan dengan pusat produksi obat terlarang di Amsterdam) menjadi penyebabnya. Sekitar tahun 1995, muncullah summer of love ala Batavia. Negara ini dibanjiri oleh pil-pil setan, dan klub-klub yang sebelumnya lebih kalem dipenuhi oleh orang-orang teler dan kegirangan, yang menikmati musik baru ini. Semuanya ini terjadi sebelum krismon, di mana Soeharto masih berkuasa dan Indonesia masih merupakan “Macan Asia”. Tempat klub-klub ini menghasilkan rupiah yang berlimpah, dan tempat-tempat hiburan yang lebih mewah dibangun.
Dugem merupakan gaya hidup instan yang cuma menawarkan kesenangan semu. Belum lagi, aneka “jebakan” yang ada di sana. Saat ini, memang tak sedikit anak muda yang keranjingan dugem (dunia gemerlap malam) atau istilah lainnya dulalip (dunia kelap kelip malam). Dugem atau dulalip adalah kebiasaan sebagian anak muda perkotaan. Mereka rata-rata berasal dari keluarga berada, dan gemar mengikuti berbagai tren gaya hidup yang lagi hot. Entah sejak kapan istilah dugem atau dulalip mulai populer di kancah gaul anak-anak muda kota besar. Tapi bagi mereka, dugem merupakan alternatif untuk mengisi waktu di akhir pekan. Biasanya, mereka itu nongkrong di kafe, dengerin musik di pub, nyanyi di rumah karaoke, joget di diskotek atau jalan-jalan keliling kota lalu nongkrong di tempat tertentu hingga menjelang pagi. Kalau diamati, penampilan anak-anak yang suka dugem juga sangat khas. Mereka suka dandan modis, gemar begadang, punya bahasa pergaulan sendiri, dan tidak keberatan merogoh koceknya (hingga berapa pun) demi membayar cover charge (tarif masuk) dan makanan yang mereka nikmati di tempat clubbing (begitu mereka menyebut aktivitas kumpul-kumpul di tempat hiburan malam).

3.2 Penyebab Mahasiswa Sering Dugem
a.       Stres karena banyak tugas.
b.      Kurang mendapatkan perhatian khusus, baik oleh dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat sekitarnya.
c.       Iman yang lemah.
d.      Eksploitasi seksual dalam video klip, majalah, televisi dan film-film ternyata mendorong para remaja untuk melakukan aktivitas seks secara sembarangan di usia muda, dengan melihat tampilan atau tayangan seks di media, para remaja itu beranggapan bahwa seks adalah sesuatu yang bebas dilakukan oleh siapa saja, dimana saja, semakin banyak remaja disuguhi dengan eksploitasi seks di media, maka mereka akan semakin berani mencoba seks di usia muda.
e.       Orang tua juga melakukan kesalahan, dengan tidak memberikan pendidikan seks yang memadai di rumah, dan membiarkan anak-anak mereka, mendapat pemahaman seks yang salah dari media, akhirnya jangan heran kalau persepsi yang muncul tentang seks di kalangan remaja adalah sebagai sesuatu yang menyenangkan dan bebas dari resiko ( kehamilan atau tertular penyakit kelamin ).
f.       Pemahaman religi / agama yang kurang, sehingga tak lagi dapat memahami akibat dari pergaulan bebas, baik berakibat didunia maupun diakhirat pada akhirnya.

3.3 Pengaruh Dugem terhadap Konsentrasi Belajar Mahasiswa
       Dari data kuisioner, penulis dapat menyimpulkan bahwa 10% dari 20 orang mahasiswa Administrasi Niaga Kelas B lebih dapat berkonsentrasi belajar setelah dugem. Dan sisanya tidak dapat konsentrasi pada saat belajar jika sering dugem. Mahasiswa yang sering dugem tersebut menyebutkan bahwa setelah dugem, mereka lebih bersemangat dalam belajar.
3.4 Jumlah Mahasiswa yang Sering Dugem
       Sebanyak 20 mahasiswa Administrasi Niaga B Angkatan 2009, ternyata hanya 10%  yang sering mengunjungi diskotek atau seperti yang kita kenal dengan istilah ngedugem. 10% dari 20 mahasiswa tersebut telah diperoleh hasil bahwa mereka ngedugem dengan teman, pacar, dan saudara. Biasanya mereka dugem pada hari libur atau jika ada pesta.


3.5 Keuntungan dan Keruntungan Mahasiswa Setelah Dugem
a.       Keuntungan
Ø  Menghilangkan stress.
Ø  Dapat menambah banyak teman.
Ø  Tempat untuk bertukar pikiran.
Ø  Menambah waktu untuk berpacaran.

b.      Kerugian
Ø  Menghambur - hamburkan uang.
Ø  Akan lebih mudah terjerumus ke hal – hal yang tidak baik, seperti 3P, yaitu peminum minuman yang dapat melemahkan kesadaran, pengguna obat – obatan terlarang, dan pelaku seks bebas.
Ø  Kurang istirahat.
Ø  Membuang - buang waktu.




BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
          Dugem ,istilah yang sudah tidak asing lagi terutama di kalangan para remaja masa kini yang menyebutkan bahwa dirinya gaul. Ngedugem atau panjangnya “Dunia Gemerlap” adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud dan tujuan tertentu, biasanya orang-orang pergi ngedugem untuk refresing, sharing dengan teman, menghilangkan stres, dll.
     Yang menyebabkan mahasiswa sering dugem diantaranya adalah stres karena banyak tugas, kurang mendapatkan perhatian khusus, baik oleh dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat sekitarnya, iman yang lemah, eksploitasi seksual, orang tua yang tidak memberikan pendidikan seks yang memadai di rumah, dan pemahaman religi / agama yang kurang.
                 Dugem dapat menghilangkan stres,  menambah banyak teman baru, dan sebagai tempat bertukar pikiran. Tetapi dapat mengakibatkan pengeluaran yang tidak terkendali dan akan lebih mudah terjerumus ke hal – hal yang tidak baik, seperti 3P, yaitu peminum minuman yang dapat melemahkan kesadaran, pengguna obat – obatan terlarang, dan pelaku seks bebas, serta berpengaruh terhadap konsentrasi belajar mahasiswa.

4.2 Saran
Pada bagian akhir uraian ini, penulis akan mengemukakan beberapa hal yang suatu saat dapat menjadi pertimbangan yang barangkali ada guna dan manfaatnya.
a.       Bagi orang tua, sebaiknya lebih memperhatikan anak-anaknya agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang kurang bermanfaat seperti dugem ini.
b.      Bagi dosen maupun orang tua dapat memberikan pendidikan seks yang memadai bagi murid maupun anak-anak mereka.
c.       Bagi masyarakat agar lebih memberikan fasilitas atau kegiatan-kegiatan positif sehingga mahasiswa tidak kembali melakukan hal-hal yang negatif.
d.      Bagi mahasiswa yang bersangkutan, sebaiknya lebih banyak melakukan hal-hal yang positif misalnya ikut serta dalam unit kegiatan mahasiswa.

0 komentar:

Posting Komentar