Kamis, 28 April 2011

kawah putih

tanggal 23 kemaren kita ke kawah putih...sayang ... personilnya ngga lengkap,, langsung aja deh.. foto2nya...



lagi lagiii...

pandawa2nya...


couple of the week..


abdan sama si mimiiih... klo yang iniii...

 
tantriii... sama aa ogaaa... ^_^


siii couple tuwir,,,, ahhahahaa,.. :D


hujaaaaan...... baliiiiiiiiiikkkkkkk.........



Sabtu, 09 April 2011

tugas etika bisnis



PENJELASAN ALTERNATIF UNTUK PENGUJIAN NARKOBA PADA KARYAWAN DI PERUSAHAAN
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Etika Bisnis

Disusun Oleh:
Alin Latifah Fauzi       (109100054)
Administrasi Niaga B



INSTITUT MANAJEMEN TELKOM
BANDUNG
2010


PENDAHULUAN

Sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya tentu seringkali mendapatkan banyak masalah. Salah satunya adalah penggunaan narkoba oleh karyawan atau pekerjanya. Untuk itu, pemilik perusahaan melakukan pengujian narkoba bagi karyawannya tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan tanggung jawab bagi para pekerja agar melaksanakan tugas sepenuhnya.
Penggunaan narkoba di tempat kerja merupakan akibat dari kurangnya kontrol dari perusahaan, keterasingan, stres karena masalah struktural yang mendasari seperti pekerjaan berbahaya, lembur yang berlebihan, lingkungan kerja yang buruk, kurangnya kepuasan kerja, pelatihan yang tidak memadai, shift kerja yang kurang kondusif, dan budaya industri.
Pengujian narkoba menjadi semakin lazim digunakan jika pekerja dalam masa penurunan kontrol kualitas pekerja dan meningkatnya penggunaan pekerja kontrak, serta pengurangan simultan tanggung jawab manajemen kepada pekerja. Dikarenakan, pekerja dan serikat pekerja mempertanyakan mengapa pengujian narkoba menjadi prioritas dalam iklim industri dimana tuntutan peningkatan produktivitas diutamakan pada pekerja, sedangkan tekanan bekerja secara lama dan keras yang jarang terkait dengan penggunaan narkoba yang dapat mendukung pola bekerja. Sehingga, dengan fokus pada pengujian narkoba sebagai masalah individu pekerja, itu membebaskan manajemen dari tanggung jawab apapun dan mengabaikan peran kontribusi mereka dalam menciptakan kondisi kerja yang stres dan tidak berkelanjutan.






BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengujian Narkoba

Pandangan bahwa penggunaan narkoba merupakan masalah bagi pekerja individual fungsional dari titik pandang pemilik perusahaan karena menghindari terjadinya eksplorasi tentang bagaimana tempat kerja, dan dukungan manajemen. Pengujian narkoba oleh pemilik perusahaan sebagai salah satu cara untuk mempertanggungjawabkan kinerja pekerja dalam perusahaan dan merupakan cara untuk menjaga reputasi perusahaan dimata pasar atau pelanggan.

B.     Simbolis dan Moral Pengendalian

Pemilik perusahaan melakukan kegiatan pengujian narkoba sebagai cara untuk menegakkan kontrol langsung terhadap karyawan. Menggunakan narkoba cenderung dilihat dalam masyarakat kita sebagai suatu kegiatan irasional. Dalam organisasi modern, penggunaan narkoba oleh karyawan mengancam rasionalitas organisasi dengan memperkenalkan unsur-unsur gangguan dan penyimpangan. Lebih parah dari itu penggunaan narkoba dapat membahayakan produktivitas dan kinerja para pekerja, serta penggunaan narkoba dapat mengancam fundamental "rasional" perusahaan dengan merusak etos kerja dan tindakan tidak bermoral dengan mengabaikan kesejahteraan kolektif perusahaan. irasionalitas tersebut tidak dapat dikontrol melalui penggunaan teknik-teknik manajerial tradisional tetapi membutuhkan pengendalian melalui pengelolaan unsur-unsur yang lebih konkrit dan emosional perusahaan.

C.     Menciptakan Citra Pengendalian

Kontroversi seputar pengujian narkoba, keberadaan program pengujian narkoba tersebut memfokuskan perhatian pada kenyataan bahwa setidaknya ada pengujian lain yang telah dikerjakan  untuk menyelesaikan masalah narkoba di tempat kerja.
Serikat buruh melihat pengenalan kegiatan seperti pengujian narkoba sebagai kontrol manajemen dengan kedok "hak" untuk mengelola produktivitas pekerja dengan baik. Tindakan tersebut juga dilihat sebagai strategi untuk meminimalisir kekuatan dari serikat pekerja, membatasi efektivitas pekerja secara signifikan dan meningkatkan kontrol manajerial. Pandangan ini sangat menonjol sebagai isu kebijakan perusahaan yang terkait dengan pengujian narkoba dapat mengakibatkan konflik-serikat pekerja.
Masalah lain yang mendasar adalah keengganan pekerja untuk mengorbankan hak prerogatif manajemen dalam menjalankan kerja mereka. Dapat dikatakan bahwa ketika pemilik perusahaan sedang melakukan pemantauan pengujian narkoba seperti itu, mereka secara efektif mengontrol tempat kerja mereka. Jadi, mempertahankan kontrol manajemen dapat dianggap sebagai motivasi yang utama dari hak privasi pekerja.

D.    Respon Ilmiah
Sosiolog Amerika, Robert Merton pada tahun 1947 berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi tidak jinak dan netral. Ia berpendapat bahwa penggunaan teknologi dalam perusahaan memiliki implikasi sosial yang signifikan dan dengan demikian, harus dianggap sebagai alat politik. Manajemen ilmiah Taylorisme telah diidentifikasi sebagai upaya ideologis untuk membangun legitimasi manajerial dan kontrol atas tenaga kerja. Ideologi teknokrasi dengan "desakan pekerja pada neurality dan keniscayaan modern, ilmiah, teknologi rasional dan struktur sosial" dikatakan mempunyai pengaruh signifikan terhadap sikap pekerja.

E.     Legitimasi Moral

Kelaziman pengujian narkoba tersebut semakin diperkuat dari kepedulian untuk menjaga reputasi perusahaan, legitimasi moral perusahaan didasarkan untuk sebagian besar pada citra yang diproyeksikan, atau reputasi dari perusahaan tersebut. Legitimasi tidak dianggap sebagai karakteristik perusahaan melainkan sebagai ukuran persepsi masyarakat tentang kecukupan dari perilaku perusahaan dengan harapan sosial dari kegiatan perusahaan.

Perusahaan yang tanggap masalah sosial seperti penggunaan narkoba dapat dipahami sebagai strategis menarik bagi para pemangku kepentingan untuk memajukan kepentingan perusahaan, dalam memaksimalkan nilai bagi pemegang saham dan perusahaan dipandang merefleksikan dan mendukung nilai-nilai masyarakat.

F.      Opini Penulis

Jika dikaitkan dengan etika di tempat kerja, pengujian narkoba menurut saya dapat dijadikan oleh sebuah perusahaan sebagai salah satu cara untuk mempertanggungjawabkan kinerja pekerja dalam perusahaan dan merupakan cara untuk menjaga reputasi perusahaan di mata masyarakat atau pelanggan. Masalah-masalah yang terdapat di tempat kerja yang dapat menyebabkan stres dan kelelahan harus sedapat mungkin dihilangkan, karena hal ini yang menyebabkan pekerja menggunakan narkoba.

Seorang karyawan atau pekerja memang memiliki privasi masing-masing, namun hal itu harus diimbangi dengan pertanggungjawaban atas privasi mereka tersebut. Dalam artian, jika sebagian pekerja justru beranggapan bahwa pengujian narkoba ini melanggar hak privasi mereka, karena perusahaan dinilai mengabaikan hak-hak mereka, pekerja atau karyawan tersebut harus memberikan kontribusi kinerja yang baik bagi perusahaan dan bertanggungjawab atas pekerjaan yang telah diperoleh. Sebaiknya, perusahaan maupun pekerja dapat berkomunikasi dengan baik untuk masalah pengujian narkoba ini. Dengan harapan bahwa pengujian narkoba ini dapat dijadikan sebagai alternatif penyelesaian masalah penyimpangan pekerja di dalam perusahaan dan bukan menjadi masalah baru bagi perusahaan.



BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan

Pengujian narkoba merupakan hal menarik bagi perusahaan yang dinilai dapat membantu penyelesaian masalah perusahaan. Terdapat dua alternatif istimewa yang dapat menjelaskan masalah pengujian ini. Salah satu penjelasan adalah bahwa berfokus dengan hanya menyalahkan pekerja untuk penggunaan narkoba ini tidak dapat diterima oleh lingkungan sosial sekitar perusahaan, sorotan lingkungan sosial justru mengarah pada peran kontribusi pemilik perusahaan yang mengakibatkan penggunaan narkoba ditempat kerja dapat terjadi. Penjelasan kedua adalah bahwa dalam lingkungan perusahaan dimana manajemen pengendalian secara tradisional dinilai tidak efektif dalam perusahaan, sehingga manajer dapat mencari bentuk yang lebih konkrit dan simbolis kontrol yang lebih baik. Pengujian narkoba dapat memberikan kontrol nyata perusahaan melalui sebuah mekanisme pengendalian terhadap pekerja. Sebuah tema umum yang sering muncul dalam penjelasan alternatif ini adalah bahwa pengujian narkoba ini memungkinkan manajemen untuk "merebut moralitas perusahaan yang tinggi."

B.     Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis dalam kasus ini bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia adalah
  1. Pengujian narkoba dapat dijadikan sebagai alternatif penyelesaian masalah penyimpangan pekerja di dalam perusahaan dan bukan menjadi masalah baru bagi perusahaan.
  2. Sebaiknya, perusahaan maupun pekerja dapat berkomunikasi dengan baik untuk masalah pengujian narkoba ini karena sebagian pekerja justru beranggapan bahwa pengujian narkoba ini melanggar hak privasi mereka dan perusahaan dinilai mengabaikan hak-hak mereka.
  3. Pengujian narkoba ini hendaknya dapat dilakukan secara berkelanjutan dalam tenggang waktu tertentu untuk menjaga kualitas kinerja pekerja dalam perusahaan dan menghindari penyimpangan yang akan dilakukan oleh pekerja.
  4. Pengujian narkoba ini sebaiknya juga memperhatikan lingkungan sosial sekitar perusahaan agar dapat menghindari anggapan negatif dari lingkungan sosial sosial tersebut yang dapat menurunkan reputasi perusahaan baik dimata pasar maupun dimata pelanggan.

analisis swot


ANALISIS SWOT
PADA BISNIS SALON MOBIL DAN MOTOR

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Enterpreneurship 1


Disusun Oleh:
Alin Latifah Fauzi       (109100054)
Administrasi Niaga B





INSTITUT MANAJEMEN TELKOM
BANDUNG
2011
A.      Latar Belakang Pemilihan Bisnis Salon Mobil dan Motor

Saya memilih bisnis ini karena memang bisnis ini menjanjikan. Banyak orang yang malas mencuci sendiri kendaraannya. Mereka lebih memilih mengeluarkan sedikit uangnya untuk memanjakan mobil atau motornya. Apalagi di saat musim penghujan, kendaraan mereka pasti penuh dengan kotoran dan sulit untuk dibersihkan sendiri. Memang telah banyak ditemukan di kota-kota besar maupun kecil tempat pencucian mobil atau motor. Akan tetapi layout atau fasilitasnya kemungkinan besar hampir sama. Pelanggan hanya duduk menunggu mobil atau motornya selesai dicuci, mungkin ada yang sambil membaca koran atau bermain cellphonenya. Di sini saya menginginkan sesuatu yang beda. Saya akan membuat pelanggan betah dan esok akan kembali lagi ke salon mobil dan motor saya ini. Saya akan menambahkan fasilitas-fasilitas untuk pelanggan. Misalnya, tempat bermain anak-anak. Saat akhir pekan banyak orang tua yang mengajak anak-anaknya untuk berlibur, akan tetapi mobilnya mungkin belum sempat dibersihkan. Dalam waktu menunggu tersebut anak-anak-anak dapat dimanjakan oleh fasilitas-fasilitas yang saya tawarkan ini. Sehingga mereka tidak cepat merasa bosan dan mereka kemungkinan besar ingin kembali ke tempat kami. Selain itu juga, kebiasaan dari anak-anak adalah menceritakan hal-hal yang mereka anggap menyenangkan kepada teman-temannya. Dan teman-temannya tersebut meminta kepada orangtuanya untuk datang ke tempat saya. Bertambahlah pelanggan saya. Fasilitas lain misal, smooking area, cafe lengkap dengan fasilitas wifi, tempat ibadah atau mushola, ruang tunggu ber-AC beserta fasilitas membaca koran atau majalah dan wifi, dan lain-lain. Usaha saya ini juga dilengkapi dengan jasa modifikasi mobil dan motor. Untuk karyawan atau pekerjanya saya akan memilih mereka yang dapat bekerja keras, jujur, bertanggungjawab terhadap pekerjaannya, ramah dan sabar dalam menghadapi pelanggan. Target pasar saya adalah orang-orang yang memiliki kendaraan roda dua atau empat, bisa pekerja kantoran maupun mahasiswa. Untuk harga saya akan menyesuaikan dengan fasilitas-fasilitas yang saya tawarkan tersebut. Mungkin agak lebih mahal sedikit dari salon-salon mobil atau motor pada umumnya. Tapi saya kira sebanding dengan fasilitas-fasilitas yang diberikan kepada pelanggan saya. Saya membuka bisnis ini supaya orang-orang peduli terhadap kebersihan dan kecantikan mobil maupun motornya.




B.      Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan ( strenghts ), kelemahan ( weaknesses ), peluang ( opportunities ), dan ancaman ( threats ) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek yang mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Dalam merencanakan bisnis salon mobil dan motor ini, saya juga memikirkan apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman selama saya menjalankan bisnis ini.
1.       Strenghts ( kekuatan )
Strenghts merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
Kekuatan dalam bisnis saya ini adalah
a)      Saya memberikan fasilitas-fasilitas kepada pelanggan yang mana tidak ditemukan pada tempat pencucian kendaraan lain.
b)      Karyawan-karyawan saya ramah, sabar, pekerja keras, dan dapat bertanggungjawab.
c)       Harga yang saya tawarkan sebanding dengan fasilitas-fasilitas yang didapat oleh pelanggan.

2.       Weaknesses ( kelemahan )
Weaknesses merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek, atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
Kelemahan yang terdapat dalam bisnis saya adalah
a)      Banyak orang yang lebih memilih tempat lain karena harganya lebih murah.
b)      Masih banyak orang yang kurang peduli dengan kecantikan mobil dan motornya. ( demand masih rendah )
c)       Frekuensi atau intensitas orang memodifikasi mobil dan motornya masih tergolong rendah atau jarang.
3.       Opportunities ( peluang )
Opportunities merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjasi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
Peluang bisnis saya ini adalah
a)      Banyaknya orang-orang yang malas untuk membersihkan atau mencuci sendiri kendaraannya, sehingga menjadi peluang untuk saya.
b)      Orang tua memilih mencucikan mobil atau motornya di tempat saya karena anak-anaknya yang meminta, atau mereka menginginkan anaknya nyaman dan tidak bosan.
c)       Pada musim hujan, banyak kendaraan yang kotor akibat cipratan air atau kehujanan.
d)      Banyak anak muda yang suka memodifikasi mobil maupun motor mereka.

4.       Ancaman ( threats )
Threats merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
Ancaman bisnis saya adalah
a)      Fasilitas-fasilitas bagi anak-anak banyak yang rusak sehingga butuh banak biaya untuk perbaikan.
b)      Pada musim panas jarang orang yang mencucikan motornya.
c)       Biaya untuk membayar semua fasilitas pelanggan dan karyawan tidak sedikit.
d)      Peralatan modifikasi mobil atau motor masih tergolong mahal.
e)      Jika terjadi lecet atau tergores pada cat mobil, butuh biaya lebih untuk mengecatnya kembali.