Minggu, 09 Desember 2012

Surat Lamaran



Block A8 4 Pesona Bali Residence
Bandung
40132

Dec 3th 2012

Chief of HR Department-HR & Corporate Services Division
PT. Reasuransi Internasional Indonesia (Persero)-Reindo
Jl. Salemba Raya 30 Jakarta Pusat
10430 Indonesia
Contact : 62-21 3920101,334208 Fax: 62-21 3143828
Email     : cosecretary@reindo.co.id

Please consider my application which I discovered through the internet in info.lowongankerjacv.com at  Dec 2th 2012 for the position of Administration Staff in PT. Reasuransi Internasional Indonesia (Persero)-Reindo.
My name is Alin Latifah Fauzi, age 21 years old. I graduated in 2012 from Institut Manajemen Telkom, Bandung majoring in Business Administration.
I have a good academic background, my GPA 3,70. I willing to work hard and able to handle pressure. I can operate computer especially Microsoft Office Program, Internet, and English conversation fluently. I am able to work together in a team as well as able to work individually with rapidly changing and dynamic environment. I am eager to learn about new things. I also have a high dedication in the place I work with.
I hope that you will find my qualifications satisfactory, as I believe I would be of great service to your company.
I enclose my CV for your inspection and look forward to hearing from you soon. I am available for interview at your convenience. Thank you for your kind attention.

Yours Sincerely,

Alin Latifah Fauzi

Garuda Indonesia



A.    AKTIVITAS OUTSOURCING PT. GARUDA INDONESIA

Outsourcing disebut juga alih daya. Outsourcing adalah pemindahan pekerjaan (operasi) dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Hal ini biasanya dilakukan untuk memperkecil biaya produksi (overhead) atau untuk memusatkan perhatian kepada hal utama dari perusahaan tersebut.

Sebagai satu perusahaan penerbangan, idealnya fokus utama Garuda adalah ke strategi inti tentang penerbangan tersebut, namun operasional lain tetap harus berjalan dengan baik, dengan demikian diperlukanlah outsourcing.

Outsourcing yang dilakukan oleh Garuda dilakukan di beberapa divisi operasi, antara lain:

1.      Sumber Daya Manusia
PT. Garuda Indonesia merupakan contoh perusahaan yang melakukan outsourcing tenaga kerjanya melalui perusahaan penyedia outsourcing PT. Wahana Garuda Purnakarya. PT Wahana memberikan jasa penyediaan dan pengelolaan SDM, pengelolaan paket pekerjaan, serta konsultasi dan manajemen SDM. Jadi PT Garuda menjadi lebih fokus pada kegiatan bisnis intinya dan mengurangi biaya sehubungan dengan tenaga kerja seperti bonus tahunan, potongan untuk PPH, training karyawan, dll. Sebelum memutuskan untuk outsourcing atau tidak perusahaan terlebih dahulu menghitung biaya yang dikeluarkan untuk outsourcing dibanding jika dilakukan sendiri, apakah sebanding dengan manfaat outsourcing atau tidak.

2.      Armada
Pesawat Garuda seluruhnya merupakan sewaan dengan sistem leasing. Leasing didapatkan dengan kerjasama keuangan dengan sistem leasing oleh Aviation Finance Standard Chartered Bank. Leasing dilakukan dengan cara order pembelian pesawat oleh Standard Chartered Bank langsung ke penyedia pesawat Garuda, yaitu Boeing dan Airbus, kemudian Garuda melakukan pembayaran sewa berkala untuk tempo waktu tertentu, kemudian setelah masa waktunya habis, pesawat dikembalikan ke Standard Chartered Bank untuk kemudian disewakan kembali ke budget airline di negara-negara Afrika atau dijual kembali ke Boeing dan Airbus.

3.      Transportasi
Beberapa tahun lalu Garuda memiliki mobil-mobil dan bus sendiri, namun sekarang sudah diliquidasi dan untuk memenuhi kebutuhan mobilisasi dan transportasi operasional, sekarang Garuda melakukan outsourcing sepenuhnya.
·         Transportasi Karyawan
Antar jemput sehari-hari karyawan untuk kalangan staff dan low management, Garuda melakukan outsourcing ke anak perusahaannya, yaitu PT Aerowisata, dengan menyewa beberapa bus Aerowisata dengan service jemput ke beberapa meeting point di pagi hari kemudian diantar kembali ke meeting point tersebut pada sore hari.

Kalangan manajemen tingkat menengah dilayani dengan mobil sewaan lengkap dengan pengemudi Aerowisata. Pada pagi hari, mereka dijemput ke rumah atau tempat tinggal lain, kemudian sore diantar kemnbali ke tempat tinggal mereka masing-masing.

Untuk kalangan manajemen tingkat atas, mereka diberikan 1 mobil dinas sewaan yang mereka pakai sendiri dan bebas mereka bawa ke mana saja.

Untuk air crew, baik cockpit crew dan cabin crew, dilakukan penjemputan secara perorangan ke tempat tinggal masing, mobil dan pengemudinya juga dipenuhi dari pursourcing dengan PT Aerowisata.

Semua armada mobil dan hus tersebut akan diganti secara berkala dengan yang baru. Segala tindakan perawatan atau perbaikan merupakan tanggung jawab serta kewajiban penyewa, yaitu PT Aerowisata.

·         Apron Mobilization

Biasanya penumpang akan melintasi aerobridge untuk bisa masuk ke dalam pesawat, namun di kala terminal yang dekat dengan waiting room di terminal sedang penuh, penumpang perlu menaiki bus dari waiting room ke lokasi pesawat parkir. Kebutuhan akan bus ini juga dipenuhi dengan sistem outsource dari PT Aerowisata namun diberi label dan logo Garuda.

4.      Konsumsi

Jasa penerbangan Garuda memberikan layanan inflight meals. Untuk memenuhi kebutuhan itu, Garuda tidak memproduksinya sendiri, melainkan melakukan outsourcing dengan anak perusahaannya, yaitu PT Aerofood ACS. Aerofood ACS merupakan penyedia inflight catering sebagai bisnis utamanya. Dulu Garuda memiliki divisi catering tersendiri, namun untuk memfokuskan bisnis penerbangannya, divisi ini dieliminasi dan dibentuk anak perusahaan yang berdiri sendiri.

Dengan memperhatikan manfaat dan kelemahan outsourcing, kelompok kami setuju bahwa outsourcing merupakan suatu solusi bagi perusahaan yang ingin kompetitif namun aktivitas pada bidang tertentu berada dibawah standar kualitas rata-rata industri. Dengan outsourcing, perusahaan lebih fokus pada bisnis intinya, menciptakan organisasi yang lebih dinamis dalam pengembangan usaha, meminimalisasi risiko permasalahan perusahaan dengan pekerja, mendapat SDM yang berkualitas dan profesional sesuai kebutuhan usaha, serta mengurangi biaya turn over dan pelatihan tenaga kerja. Pada akhirnya perusahaan dapat bekerja dengan lebih efisien.

B.     CORE COMPETENCY PT. GARUDA INDONESIA

Core competency pada PT. Garuda Indonesia yang tergambarkan pada misi Garuda Indonesia adalah sebagai berikut:
1.      Melaksanakan usaha jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan kepada konsumen melalui pengelolaan secara profesional dan didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi.
2. Menghasilkan keuntungan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terus meningkatkan pangsa pasar domestik dan internasional bagi usahawan, perorangan,wisatawan dan kargo termasuk penerbangan borongan.
3. Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti untuk meningkatkan keuntungan serta menghasilkan pendapatan tambahan dari usaha unit pendukung tersebut.

Garuda Indonesia


Product Attributes and Service Features

Garuda Indonesia memiliki target market yang jelas, yaitu medium – up dengan layanan premium. Inilah yang menjadi alasan utama customer-customer Garuda memilih Garuda. Garuda merupakan satu-satunya maskapai di Indonesia yang memberikan full service kepada customernya.
Full service yang dimaksud antara lain:
·         Free meals dengan in-flight catering service
·         In-flight entertainment dengan AVOD yang memiliki banyak fitur
·         Interior kabin pesawat dengan kursi yang lebih nyaman dan luas
·         Perangkat kenyamanan, seperti bantal dan selimut
·         Reading materials, baik koran, majalah, dan komik dengan beberapa bahasa
·         Pramugara dan pramugari yang sangat ramah dan helpful serta friendly bahkan design seragamnya dibuat dengan sedemikian rupa untuk mengedepankan citra perusahaan yang elegan dan dinamis
·         Terminal khusus di beberapa airport, misal di Jakarta dengan terminal 2F untuk domestik dan 2E untuk international flight, termasuk di Kuala Lumpur dengan terminal di KLIA (bukan LCCT), juga di Haneda. Terminal dan ruang tunggu khusus ini dianggap penting untuk kenyaman customer, bahkan di beberapa terminal khusus ini ada Garuda Executive Lounge, yaitu ruang tunggu super eksekutif dengan berbagai fasilitas premium (makanan dan minuman berbagai jenis, meeting room, office supplies, free internet access dengan wifi, massage spot) bagi penumpang bisnis dan eksekutif serta pemegang Garuda Frequent Flyer kelas Gold and above.
Selain service yang premium dan full service carrier value tersebut, kualitas fisik armada Garuda yang prima juga menjadi atribut produk Garuda yang sangat berpengaruh. Armada yang nyaman dan terawat membuat persepsi Garuda di mata masyarakat adalah penerbangan yang aman. Maskapai Garuda masuk ke hanggar untuk melakukan maintenance secara rutin dengan fasilitas yang dimiliki sendiri oleh anak perusahaan, yaitu Garuda Maintenance Facilities Aero Asia (GMF AeroAsia).
Persepsi ini juga didukung dengan accident low-rate atau tingkat kecelakaan yang rendah yang dimiliki Garuda. Garuda hanya menggunakan aircraft yang prima dan cenderung tidak lama. Berikut adalah armada pesawat Garuda:
Garuda Indonesia Fleet

Aircraft
In fleet
Orders
Passengers
Notes

F
C
Y
Total

8
3
36
186
222


6
24
42
215
257


Airbus A320-200
-
10


180
180
Will be Operated by Citilink

5
16
94
110
Operated by Citilink

Boeing 737-400
11
-

8
100
108
Operated by Citilink

5
12
84
96


55
4
12
144
156


2
42
386
428
Pesawat ketiga, PK-GSI, telah dikembalikan ke penyewa dan sekarang berdinas di Orient Thai Airlines

10
4
38
295
337
First Delivery Expected in 2013

18
TBA
First Delivery Expected in October 2012

Total
92
69






Sumber: Website www.garuda-indonesia.com
Selain pelayanan dan keselamatan atau keamanan, key success factor dari Garuda yang membuat customer memilih Garuda adalah dengan tingginya nilai OTP (On Top Performance). Garuda Indonesia merupakan airline yang sangat mengdepankan OTP karena sangat menyadari bahwa penumpang Garuda merupakan orang-orang dengan mobilitas tinggi sehingga OTP menjadi sangat penting bagi mereka. Kalaupun terpaksa ada delay, kompensasi yang diterapkan Garuda tergolong sangat baik, mereka memiliki SOP untuk memberikan snack box bagi delay di bawah 1 jam, meals box bagi delay di bawah 2 jam, cash money sebesar Rp 300.000 untuk delay di bawah 3 jam. Delay di atas 3 jam akan langsung dicarikan pesawat pengganti dan penggantian tiket, delay di atas 8 jam secara otomatis akan diberikan pilihan penerbangan pengganti atau hotel minimal bintang 4.

Resources yang dimiliki garuda:
Besarnya potensi pasar industri penerbangan dalam negeri menjadi fokus utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) untuk fokus menggarap pasar penerbangan domestik. Keseriusan Garuda menggarap penerbangan domestic tidak hanya dengan menambah 20 armada baru, tetapi mempercantik infrastrukturnya. Terlebih saat ini, persaingan industri perbangan semakin sengit seiring dengan serbuan maskapai asing.
Garuda menginvestasikan sebesar Rp 37,5 triliun dari tahun 2012 hingga 2015 guna memperkuat jaringan penerbangan domestic. Untuk aksi korporasi ini, sumber pendaan berasa dari penerbitan obligasi maupun penerbitan saham baru atau rights issue. Untuk perbitan obligasi tersebut berupa berdominasi dolar ataupun rupiah. Sementara untuk rencana tersebut, perseroan sudah menunjuk Standar Chartered Securities Indonesia sebagai penasihat keuangan dalam pendaan investasi tersebut.
Garuda juga akan terus berupaya untuk memiliki jumlah dan kualitas sumber daya manusia yang tepat, semakin memahami budaya Fly-Hi serta menghargai setiap karyawannya. Selain itu, Garuda akan terus melaksanakan pengembangan “human capital” sebagai resources yang akan menentukan keberhasilan Quantum Leap Perusahaan ke depan.

Keunggulan bersaing yang dimiliki garuda:
Experiental marketing:
Agar memiliki daya saing kuat, sebuah merek harus memiliki diferensiasi yang kuat. Demikian juga dengan Garuda Indonesia. Setelah mengalami perjalanan dan pencarian panjang, akhirnya Garuda Indonesia menemukan satu diferensiasi kuat, yakni mengangkat pengalaman yang bercita rasa Indonesia.
Program yang dikenal dengan Garuda Indonesia Experience merupakan bagian dari strategi kompetisi di industri penerbangan. Pada prinsipnya, konsep ini mengusung layanan yang memadukan suasana dan keramahtamahan khas Indonesia. Iklan-iklan Garuda tidak langsung menjual apa yang ada di dalam Garuda, tapi menjual nilai-nilai Indonesia.
Dengan mengusung citarasa Indonesia yang menyentuh lima indra, orang Indonesia yang naik Garuda seperti berada di rumah sendiri. Inilah yang tidak bisa ditiru oleh para maskapai besar Internasional lainnya.
Yang dilakukan Garuda Indonesia merupakan eksekusi konsep Experiential Marketing. Yang dijual benar-benar pengalaman customer. Customer akan mendapat pengalaman yang mendorong mereka akan menceritakan kepada orang lain.
Menurut analisis kami, strategi yang diterapkan oleh Garuda Indonesia sudah optimal. Evaluasi yang dilakukan oleh manajemen yang dipimpin oleh Emirsyah Satar selaku CEO telah mengeliminasi strategi-strategi yang tidak lagi cocok dan  menguntungkan untuk Garuda.
Di samping itu, fokus Garuda terhadap strategi Quantum Leap sudah dirasa paling tepat sehingga kami belum menemukan strategi lain dari Garuda yang perlu dieliminasi karena sudah dieliminasi semua sejak 2011.